Wecome


Click here for Myspace Layouts
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

Rabu, 20 Oktober 2010

Sistem

Sistem
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Perubahan tertunda ditampilkan di halaman iniBelum Diperiksa
Langsung ke: navigasi, cari

Sistem berasal dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunani (sustēma) adalah suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi. Istilah ini sering dipergunakan untuk menggambarkan suatu set entitas yang berinteraksi, di mana suatu model matematika seringkali bisa dibuat.

Sistem juga merupakan kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan yang berada dalam suatu wilayah serta memiliki item-item penggerak, contoh umum misalnya seperti negara. Negara merupakan suatu kumpulan dari beberapa elemen kesatuan lain seperti provinsi yang saling berhubungan sehingga membentuk suatu negara dimana yang berperan sebagai penggeraknya yaitu rakyat yang berada dinegara tersebut.

Kata "sistem" banyak sekali digunakan dalam percakapan sehari-hari, dalam forum diskusi maupun dokumen ilmiah. Kata ini digunakan untuk banyak hal, dan pada banyak bidang pula, sehingga maknanya menjadi beragam. Dalam pengertian yang paling umum, sebuah sistem adalah sekumpulan benda yang memiliki hubungan di antara mereka.
Daftar isi
[sembunyikan]

* 1 Elemen dalam sistem
* 2 Elemen sistem
* 3 Jenis sistem
* 4 Referensi

[sunting] Elemen dalam sistem

Pada prinsipnya, setiap sistem selalu terdiri atas empat elemen:

* Objek, yang dapat berupa bagian, elemen, ataupun variabel. Ia dapat benda fisik, abstrak, ataupun keduanya sekaligus; tergantung kepada sifat sistem tersebut.
* Atribut, yang menentukan kualitas atau sifat kepemilikan sistem dan objeknya.
* Hubungan internal, di antara objek-objek di dalamnya.
* Lingkungan, tempat di mana sistem berada.

[sunting] Elemen sistem

Ada beberapa elemen yang membentuk sebuah sistem, yaitu : tujuan, masukan, proses, keluaran, batas, mekanisme pengendalian dan umpan balik serta lingkungan. Berikut penjelasan mengenai elemen-elemen yang membentuk sebuah sistem :

1. Tujuan

Setiap sistem memiliki tujuan (Goal), entah hanya satu atau mungkin banyak. Tujuan inilah yang menjadi pemotivasi yang mengarahkan sistem. Tanpa tujuan, sistem menjadi tak terarah dan tak terkendali. Tentu saja, tujuan antara satu sistem dengan sistem yang lain berbeda.

2. Masukan

Masukan (input) sistem adalah segala sesuatu yang masuk ke dalam sistem dan selanjutnya menjadi bahan yang diproses. Masukan dapat berupa hal-hal yang berwujud (tampak secara fisik) maupun yang tidak tampak. Contoh masukan yang berwujud adalah bahan mentah, sedangkan contoh yang tidak berwujud adalah informasi (misalnya permintaan jasa pelanggan).

3. Proses

Proses merupakan bagian yang melakukan perubahan atau transformasi dari masukan menjadi keluaran yang berguna dan lbih bernilai, misalnya berupa informasi dan produk, tetapi juga bisa berupa hal-hal yang tidak berguna, misalnya saja sisa pembuangan atau limbah. Pada pabrik kimia, proses dapat berupa bahan mentah. Pada rumah sakit, proses dapat berupa aktivitas pembedahan pasien.

4. Keluaran

Keluaran (output) merupakan hasil dari pemrosesan. Pada sistem informasi, keluaran bisa berupa suatu informasi, saran, cetakan laporan, dan sebagainya.

5. Batas

Yang disebut batas (boundary) sistem adalah pemisah antara sistem dan daerah di luar sistem (lingkungan). Batas sistem menentukan konfigurasi, ruang lingkup, atau kemampuan sistem. Sebagai contoh, tim sepakbola mempunyai aturan permainan dan keterbatasan kemampuan pemain. Pertumbuhan sebuah toko kelontong dipengaruhi oleh pembelian pelanggan, gerakan pesaing dan keterbatasan dana dari bank. Tentu saja batas sebuah sistem dapat dikurangi atau dimodifikasi sehingga akan mengubah perilaku sistem. Sebagai contoh, dengan menjual saham ke publik, sebuah perusahaan dapat mengurangi keterbasatan dana.

6. Mekanisme Pengendalian dan Umpan Balik

Mekanisme pengendalian (control mechanism) diwujudkan dengan menggunakan umpan balik (feedback), yang mencuplik keluaran. Umpan balik ini digunakan untuk mengendalikan baik masukan maupun proses. Tujuannya adalah untuk mengatur agar sistem berjalan sesuai dengan tujuan.

7. Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada diluar sistem. Lingkungan bisa berpengaruh terhadap operasi sistem dalam arti bisa merugikan atau menguntungkan sistem itu sendiri. Lingkungan yang merugikan tentu saja harus ditahan dan dikendalikan supaya tidak mengganggu kelangsungan operasi sistem, sedangkan yang menguntungkan tetap harus terus dijaga, karena akan memacu terhadap kelangsungan hidup sistem.
[sunting] Jenis sistem

Ada berbagai tipe sistem berdasarkan kategori:

* Atas dasar keterbukaan:
o sistem terbuka, dimana pihak luar dapat mempengaruhinya.
o sistem tertutup.

* Atas dasar komponen:
o Sistem fisik, dengan komponen materi dan energi.
o Sistem non-fisik atau konsep, berisikan ide-ide.

[sunting] Referensi

* http://www.answers.com/system, 13 Mei 2005.
* Manetsch dan Park(1979) dikutip dalam Eriyatno. 1999. “Ilmu Sistem: Meningkatkan Mutu dan Efektivitas Manajemen”. Jilid Satu. IPB Press, Bogor.
* “System Theory”. (http://www.tcw.utwente.nl/theorieenoverzicht/Theory%20clusters/ Communication%20Processes/System_Theory.doc., 9 mei 2005).
* Ini dapat dipelajari dalam Niklas Luhmann “Soziale Systeme”. Grundriss einer allgemeinen Theorie, Frankfurt, Suhrkamp, 1994.
* Martin, Roderick, dalam buku “Sosiologi Kekuasaan”, hal 2-3.
* Teori sistem diintroduksikan tahun 1940-an oleh biolog Ludwig von Bertalanffy dengan tajuk “General Systems Theory”, dan dikembangkan kemudian oleh Ross Ashby yang mengintroduksikan konsep “Cybernetics”.
* Eriyatno. 1999. “Ilmu Sistem: Meningkatkan Mutu dan Efektivitas Manajemen. Jilid Satu. IPB Press, Bogor. Hal. 26.
* Francis Heylighen and Cliff Joslyn. “What is Systems Theory?” Prepared for the Cambridge Dictionary of Philosophy. Copyright Cambridge University Press. (http://pespmc1.vub.ac.be/SYSTHEOR.html., 9 Mei 2005).
* “Analytic vs. Systemic Approaches”. Copyright © 1997 Principia Cybernetica - Referencing this page. (http://pespmc1.vub.ac.be/ANALSYST.html., 9 Mei 2005).

Diperoleh dari "http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem"
Kategori: Sistem

Mengenal sistem berkas

Konsep Dasar

Seperti yang telah kita ketahui, komputer dapat menyimpan informasi ke beberapa media penyimpanan yang berbeda, seperti magnetic disks, magnetic tapes, dan optical disks. Agar komputer dapat digunakan dengan nyaman, sistem operasi menyediakan sistem penyimpanan dengan sistematika yang seragam. Sistem Operasi mengabstraksi properti fisik dari media penyimpanannya dan mendefinisikan unit penyimpanan logis, yaitu berkas. Berkas dipetakan ke media fisik oleh sistem operasi. Media penyimpanan ini umumnya bersifat nonvolatile , sehingga kandungan di dalamnya tidak akan hilang jika terjadi gagal listrik maupun system reboot.

Berkas adalah kumpulan informasi berkait yang diberi nama dan direkam pada penyimpanan sekunder. Dari sudut pandang pengguna, berkas merupakan bagian terkecil dari penyimpanan logis, artinya data tidak dapat ditulis ke penyimpanan sekunder kecuali jika berada di dalam berkas. Biasanya berkas merepresentasikan program(baik source maupun bentuk objek) dan data. Data dari berkas dapat bersifat numerik, alfabetik, alfanumerik, ataupun biner. Format berkas juga bisa bebas, misalnya berkas teks, atau dapat juga diformat pasti. Secara umum, berkas adalah urutan bit, byte, baris, atau catatan yang didefinisikan oleh pembuat berkas dan pengguna.

Informasi dalam berkas ditentukan oleh pembuatnya. Ada banyak beragam tipe informasi yang dapat disimpan dalam berkas. Hal ini disebabkan oleh struktur tertentu yang dimiliki oleh berkas, sesuai dengan tipenya masing-masing. Contohnya:

*

Text file; yaitu urutan karakter yang disusun ke dalam baris-baris.
*

Source file; yaitu urutan subroutine dan fungsi, yang nantinya akan dideklarasikan.
*

Object file; merupakan urutan byte yang diatur ke dalam blok-blok yang dikenali oleh linker dari sistem.
*

Executable file; adalah rangkaian code section yang dapat dibawa loader ke dalam memori dan dieksekusi.

Atribut Pada Berkas

Berkas diberi nama, untuk kenyamanan bagi pengguna, dan untuk acuan bagi data yang terkandung di dalamnya. Nama berkas biasanya berupa string atau karakter. Beberapa sistem membedakan penggunaan huruf besar dan kecil dalam penamaan sebuah berkas, sementara sistem yang lain menganggap kedua hal di atas sama.Ketika berkas diberi nama, maka berkas tersebut akan menjadi mandiri terhadap proses, pengguna, bahkan sistem yang membuatnya.

Atribut berkas terdiri dari:

*

Nama; merupakan satu-satunya informasi yang tetap dalam bentuk yang bisa dibaca oleh manusia (human-readable form)
*

Type; dibutuhkan untuk sistem yang mendukung beberapa type berbeda
*

Lokasi; merupakan pointer ke device dan ke lokasi berkas pada device tersebut
*

Ukuran(size); yaitu ukuran berkas pada saat itu, baik dalam byte, huruf, ataupun block
*

Proteksi; adalah informasi mengenai kontrol akses, misalnya siapa saja yang boleh membaca, menulis, dan mengeksekusi berkas
*

Waktu, tanggal dan identifikasi pengguna; informasi ini biasanya disimpan untuk:
o

pembuatan berkas
o

modifikasi terakhir yang dilakukan pada berkas, dan
o

penggunaan terakhir berkas

Data-data tersebut dapat berguna untuk proteksi, keamanan, dan monitoring penggunaan dari berkas.

Informasi tentang seluruh berkas disimpan dalam struktur direktori yang terdapat pada penyimpanan sekunder. Direktori, seperti berkas, harus bersifat nonvolatile , sehingga keduanya harus disimpan pada sebuah device dan baru dibawa bagian per bagian ke memori pada saat dibutuhkan.
Operasi Pada Berkas

Sebuah berkas adalah tipe data abstrak. Untuk mendefinisikan berkas secara tepat, kita perlu melihat operasi yang dapat dilakukan pada berkas tersebut. Sistem operasi menyediakan system calls untuk membuat, membaca, menulis, mencari, menghapus, dan sebagainya. Berikut dapat kita lihat apa yang harus dilakukan sistem operasi pada keenam operasi dasar pada berkas.

*

Membuat sebuah berkas: Ada dua cara dalam membuat berkas. Pertama, tempat baru di dalam sistem berkas harus di alokasikan untuk berkas yang akan dibuat. Kedua, sebuah direktori harus mempersiapkan tempat untuk berkas baru, kemudian direktori tersebut akan mencatat nama berkas dan lokasinya pada sistem berkas.
*

Menulis pada sebuah berkas: Untuk menulis pada berkas, kita menggunakan system call beserta nama berkas yang akan ditulisi dan informasi apa yang akan ditulis pada berkas. Ketika diberi nama berkas, sistem mencari ke direktori untuk mendapatkan lokasi berkas. Sistem juga harus menyimpan penunjuk tulis pada berkas dimana penulisan berikut akan ditempatkan. Penunjuk tulis harus diperbaharui setiap terjadi penulisan pada berkas.
*

Membaca sebuah berkas: Untuk dapat membaca berkas, kita menggunakan system call beserta nama berkas dan di blok memori mana berkas berikutnya diletakkan. Sama seperti menulis, direktori mencari berkas yang akan dibaca, dan sistem menyimpan penunjuk baca pada berkas dimana pembacaan berikutnya akan terjadi. Ketika pembacaan dimulai, penunjuk baca harus diperbaharui. Sehingga secara umum, suatu berkas ketika sedang dibaca atau ditulis, kebanyakan sistem hanya mempunyai satu penunjuk, baca dan tulis menggunakan penunjuk yang sama, hal ini menghemat tempat dan mengurangi kompleksitas sistem.
*

Menempatkan kembali sebuah berkas: Direktori yang bertugas untuk mencari berkas yang bersesuaian, dan mengembalikan lokasi berkas pada saat itu. Menempatkan berkas tidak perlu melibatkan proses I/O. Operasi sering disebut pencarian berkas.
*

Menghapus sebuah berkas: Untuk menghapus berkas kita perlu mencari berkas tersebut di dalam direktori. Setelah ditemukan kita membebaskan tempat yang dipakai berkas tersebut (sehingga dapat digunakkan oleh berkas lain) dan menghapus tempatnya di direktori.
*

Memendekkan berkas: Ada suatu keadaan dimana pengguna menginginkan atribut dari berkas tetap sama tetapi ingin menghapus isi dari berkas tersebut. Fungsi ini mengijinkan semua atribut tetap sama tetapi panjang berkas menjadi nol, hal ini lebih baik dari pada memaksa pengguna untuk menghapus berkas dan membuatnya lagi.

Enam operasi dasar ini sudah mencakup operasi minimum yang di butuhkan. Operasi umum lainnya adalah menyambung informasi baru di akhir suatu berkas, mengubah nama suatu berkas, dan lain-lain. Operasi dasar ini kemudian digabung untuk melakukan operasi lainnya. Sebagai contoh misalnya kita menginginkan salinan dari suatu berkas, atau menyalin berkas ke peralatan I/O lainnya seperti printer, dengan cara membuat berkas lalu membaca dari berkas lama dan menulis ke berkas yang baru.

Hampir semua operasi pada berkas melibatkan pencarian berkas pada direktori. Untuk menghindari pencarian yang lama, kebanyakan sistem akan membuka berkas apabila berkas tersebut digunakan secara aktif. Sistem operasi akan menyimpan tabel kecil yang berisi informasi semua berkas yang dibuka yang disebut “tabel berkas terbuka”. Ketika berkas sudah tidak digunakan lagi dan sudah ditutup oleh yang menggunakan, maka sistem operasi mengeluarkan berkas tersebut dari tabel berkas terbuka.

Beberapa sistem terkadang langsung membuka berkas ketika berkas tersebut digunakan dan otomatis menutup berkas tersebut jika program atau pemakainya dimatikan. Tetapi pada sistem lainnya terkadang membutuhkan pembukaan berkas secara tersurat dengan system call (open) sebelum berkas dapat digunakan.

Implementasi dari buka dan tutup berkas dalam lingkungan dengan banyak perngguna seperti UNIX, lebih rumit. Dalam sistem seperti itu pengguna yang membuka berkas mungkin lebih dari satu dan pada waktu yang hampir bersamaan. Umumnya sistem operasi menggunakan tabel internal dua level. Ada tabel yang mendata proses mana saja yang membuka berkas tersebut, kemudian tabel tersebut menunjuk ke tabel yang lebih besar yang berisi informasi yang berdiri sendiri seperti lokasi berkas pada disk, tanggal akses dan ukuran berkas. Biasanya tabel tersebut juga memiliki data berapa banyak proses yang membuka berkas tersebut.

Jadi, pada dasarnya ada beberapa informasi yang terkait dengan pembukaan berkas yaitu:

*

Penunjuk Berkas: Pada sistem yang tidak mengikutkan batas berkas sebagai bagian dari system call baca dan tulis, sistem tersebut harus mengikuti posisi dimana terakhir proses baca dan tulis sebagai penunjuk. Penunjuk ini unik untuk setiap operasi pada berkas, maka dari itu harus disimpan terpisah dari atribut berkas yang ada pada disk.
*

Penghitung berkas yang terbuka: Setelah berkas ditutup, sistem harus mengosongkan kembali tabel berkas yang dibuka yang digunakan oleh berkas tadi atau tempat di tabel akan habis. Karena mungkin ada beberapa proses yang membuka berkas secara bersamaan dan sistem harus menunggu sampai berkas tersebut ditutup sebelum mengosongkan tempatnya di tabel. Penghitung ini mencatat banyaknya berkas yang telah dibuka dan ditutup, dan menjadi nol ketika yang terakhir membaca berkas menutup berkas tersebut barulah sistem dapat mengosongkan tempatnya di tabel.
*

Lokasi berkas pada disk: Kebanyakan operasi pada berkas memerlukan sistem untuk mengubah data yang ada pada berkas. Informasi mengenai lokasi berkas pada disk disimpan di memori agar menghindari banyak pembacaan pada disk untuk setiap operasi.

Beberapa sistem operasi menyediakan fasilitas untuk memetakan berkas ke dalam memori pada virtual-memory systems . Hal tersebut mengijinkan bagian dari berkas ditempatkan pada suatu alamat di virtual memory . Operasi baca dan tulis pada memori dengan alamat tersebut dianggap sebagai operasi baca dan tulis pada berkas yang ada di alamat tersebut. Menutup berkas mengakibatkan semua data yang ada pada alamat memori tersebut dikembalikan ke disk dan dihilangkan dari virtual memory yang digunakan oleh proses.
Tipe Berkas

Pertimbangan utama dalam perancangan sistem berkas dan seluruh sistem operasi, apakah sistem operasi harus mengenali dan mendukung tipe berkas. Jika suatu sistem operasi mengenali tipe dari berkas, maka ia dapat mengoperasikan berkas tersebut. Contoh apabila pengguna mencoba mencetak berkas yang merupakan kode biner dari program yang pasti akan menghasilkan sampah, hal ini dapat dicegah apabila sistem operasi sudah diberitahu bahwa berkas tersebut merupakan kode biner.

Teknik yang umum digunakan dalam implementasi tipe berkas adalah menambahkan tipe berkas dalam nama berkas. Nama dibagi dua, nama dan akhiran (ekstensi), biasanya dipisahkan dengan karakter titik. Sistem menggunakan akhiran tersebut untuk mengindikasikan tipe berkas dan tipe operasi yang dapat dilakukan pada berkas tersebut. Sebagai contoh hanya berkas yang berakhiran .bat , .exe atau .com yang bisa dijalankan (eksekusi). Program aplikasi juga menggunakan akhiran tersebut untuk mengenal berkas yang dapat dioperasikannya. Akhiran ini dapat ditimpa atau diganti jika diperbolehkan oleh sistem operasi.

Beberapa sistem operasi menyertakan dukungan terhadap akhiran, tetapi beberapa menyerahkan kepada aplikasi untuk mengatur akhiran berkas yang digunakan, sehingga tipe dari berkas dapat menjadi petunjuk aplikasi apa yang dapat mengoperasikannya.

Sistem UNIX tidak dapat menyediakan dukungan untuk akhiran berkas karena menggunakan angka-angkaajaib yang disimpan di depan berkas untuk mengenali tipe berkas. Tidak semua berkas memiliki angka ini, jadi sistem tidak bisa bergantung pada informasi ini. Tetapi UNIX memperbolehkan akhiran berkas tetapi hal ini tidak dipaksakan atau tergantung sistem operasi, kebanyakan hanya untuk membantu pengguna mengenali tipe isi dari suatu berkas.

Tabel 5-1. Tabel Tipe Berkas

berkas1.JPG
Struktur Berkas

Kita juga dapat menggunakan tipe berkas untuk mengidentifikasi struktur dalam dari berkas. Berkas berupa source dan objek memiliki struktur yang cocok dengan harapan program yang membaca berkas tersebut. Suatu berkas harus memiliki struktur yang dikenali oleh sistem operasi. Sebagai contoh, sistem operasi menginginkan suatu berkas yang dapat dieksekusi memiliki struktur tertentu agar dapat diketahui dimana berkas tersebut akan ditempatkan di memori dan di mana letak instruksi pertama berkas tersebut. Beberapa sistem operasi mengembangkan ide ini sehingga mendukung beberapa struktur berkas, dengan beberapa operasi khusus untuk memanipulasi berkas dengan struktur tersebut.

Kelemahan memiliki dukungan terhadap beberapa struktur berkas adalah: Ukuran dari sistem operasi dapat menjadi besar, jika sistem operasi mendefinisikan lima struktur berkas yang berbeda maka ia perlu menampung kode untuk yang diperlukan untuk mendukung semuanya. Setiap berkas harus dapat menerapkan salah satu struktur berkas tersebut. Masalah akan timbul ketika terdapat aplikasi yang membutuhkan struktur informasi yang tidak didukung oleh sistem operasi tersebut.

Beberapa sistem operasi menerapkan dan mendukung struktur berkas sedikit struktur berkas. Pendekatan ini digunakan pada MS-DOS dan UNIX. UNIX menganggap setiap berkas sebagai urutan 8-bit byte, tidak ada interpretasi sistem operasi terhadap dari bit-bit ini. Skema tersebut menawarkan fleksibilitas tinggi tetapi dukungan yang terbatas. Setiap aplikasi harus menambahkan sendiri kode untuk menerjemahkan berkas masukan ke dalam struktur yang sesuai. Walau bagaimana pun juga sebuah sistem operasi harus memiliki minimal satu struktur berkas yaitu untuk berkas yang dapat dieksekusi sehingga sistem dapat memuat berkas dalam memori dan menjalankannya.

Sangat berguna bagi sistem operasi untuk mendukung struktur berkas yang sering digunakan karena akan menghemat pekerjaan pemrogram. Terlalu sedikit struktur berkas yang didukung akan mempersulit pembuatan program, terlalu banyak akan membuat sistem operasi terlalu besar dan pemrogram akan bingung.
Struktur Berkas Pada Disk

Menempatkan batas dalam berkas dapat menjadi rumit bagi sistem operasi. Sistem disk biasanya memiliki ukuran blok yang sudah ditetapkan dari ukuran sektor. Semua I/O dari disk dilakukan dalam satuan blok dan semua blok (‘physical record’) memiliki ukuran yang sama. Tetapi ukuran dari ‘physical record’ tidak akan sama dengan ukuran ‘logical record’. Ukuran dari ‘logical record’ akan bervariasi. Memuatkan beberapa ‘logical record’ ke dalam ‘physical record’ merupakan solusi umum dari masalah ini.

Sebagai contoh pada sistem operasi UNIX, semua berkas didefinisikan sebagai kumpulan byte. Setiap byte dialamatkan menurut batasnya dari awal berkas sampai akhir. Pada kasus ini ukuran ‘logical record’ adalah 1 byte. Sistem berkas secara otomatis memuatkan byte-byte tersebut kedalam blok pada disk.

Ukuran ‘logical record’, ukuran blok pada disk, dan teknik untuk memuatkannya menjelaskan berapa banyak ‘logical record’ dalam tiap- tiap ‘physical record’. Teknik memuatkan dapat dilakukan oleh aplikasi pengguna atau oleh sistem operasi.

Berkas juga dapat dianggap sebagai urutan dari beberapa blok pada disk. Konversi dari ‘logical record’ ke ‘physical record’ merupakan masalah perangkat lunak.

Tempat pada disk selalu berada pada blok, sehingga beberapa bagian dari blok terakhir yang ditempati berkas dapat terbuang. Jika setiap blok berukuran 512 byte, sebuah berkas berukuran 1.949 byte akan menempati empat blok (2.048 byte) dan akan tersisa 99 byte pada blok terakhir. Byte yang terbuang tersebut dipertahankan agar ukuran dari unit tetap blok bukan byte disebut fragmentasi dalam disk. Semua sistem berkas pasti mempunyai fragmentasi dalam disk, semakin besar ukuran blok akan semakin besar fragmentasi dalam disknya.
Penggunaan Berkas Secara Bersama-sama

Konsistensi semantik adalah parameter yang penting untuk evaluasi sistem berkas yang mendukung penggunaan berkas secara bersama. Hal ini juga merupakan karakterisasi dari sistem yang menspesifikasi semantik dari banyak pengguna yang mengakses berkas secara bersama-sama. Lebih khusus, semantik ini seharusnya dapat menspesifikasi kapan suatu modifikasi suatu data oleh satu pengguna dapat diketahui oleh pengguna lain. Terdapat beberapa macam konsistensi semantik. Di bawah ini akan dijelaskan kriteria yang digunakan dalam UNIX.

Berkas sistem UNIX mengikuti konsistensi semantik :

* Penulisan ke berkas yang dibuka oleh pengguna dapat dilihat langsung oleh pengguna lain yang sedang mengakses ke berkas yang sama.
* Terdapat bentuk pembagian dimana pengguna membagi pointer lokasi ke berkas tersebut. Sehingga perubahan pointer satu pengguna akan mempengaruhi semua pengguna sharingnya.

Sumber : http://bebas.vlsm.org

bab 4

Bab 4 DESAIN DATABASE (MODEL RELASIONAL DAN DESKRIPSI ATRIBUT)


4.1. Tujuan desain database.

Basis data (database) merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan
satu dengan yang lainnya, tersimpan di simpanan luar komputer dan digunakan
perangkat lunak tertentu untuk memanipulasinya. Database merupakan salah
satu komponen yang penting di sistem informasi, karena berfungsi sebagai
basis penyedia informasi bagi para pemakainya. Penerapa database dalam
sistem informasi disebut dengan database system. Sistem basis data
(database system) ini adalah suatu sistem informasi yang mengintegrasikan
kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan lainnya dan
membuatnya tersedia untuk beberapa aplikasi yang bermacam-macam di dalam
suatu organisasi.
Tujuan dari desain database adalah untuk menentukan data-data yang
dibutuhkan dalam sistem, sehingga informasi yang dihasilkan dapat
terpenuhi dengan baik. Terdapat beberapa alasan mengapa desain database
perlu untuk dilakukan, salah satu adalah untuk menghindari pengulangan data.
Adapun metode untuk meminimasi pengulangan data (data redudancy) antara
lain dengan :
a. Normalisasi.
b. Dekomposisi lossless.
Diperlukan jika ada indikasi bahwa tabel yang kita buat tidak baik
(terjadi pengulangan informasi, potensi inkonsistensi data pada operasi
pengubahan, tersembunyinya informasi tertentu) dan diperlukan supaya
jika tabel-tabel yang didekomposisi kita gabungkan kembali dapat
menghasilkan tabel awal sebelum didekomposisi, sehingga diperoleh tabel
yang baik.
c. ERD (Entity Relationship Diagram).
d. Menentukan kardinalitas relasi.

Terdapat beberapa pengertian tentang key sehubungan dengan normalisasi dan
ERD, antara lain :
a. Superkey adalah gugus dari sejumlah atribut entiti yang dapat digunakan
untuk mengidentifikasi obyek secara unik.
b. Candidate key adalah superkey dengan jumlah atribut minimal dan dapat
berdiri sendiri.
c. Primary key adalah superkey yang dipilih oleh desainer atau administrator
basis data.


4.2. Normalisasi.

Adalah proses yang berkaitan dengan model data relational untuk
mengorganisasi himpunan data dengan ketergantungan dan keterkaitan yang
tinggi atau erat. Hasil dari proses normalisasi adalah himpunan-himpunan
data dalam bentuk normal (normal form). Ada beberapa bentuk normal, yaitu :
a. Bentuk Normal I (First Normal Form / 1-NF).
b. Bentuk Normal II (Second Normal Form / 2-NF).
c. Bentuk Normal III (Third Normal Form / 3-NF).
d. Bentuk Normal IV (Fourth Normal Form / 4-NF).
e. Bentuk Normal Boyce-Codd (Boyce-Codd Normal Form / BCNF).
f. Project-Join Normal I Form (PJNF).
g. Domain-Key Normal I Form (DKNF).
h. Bentuk Normal V (Fifth Normal Form / 5-NF).

Kegunaan normalisasi :
a. Meminimasi pengulangan informasi.
b. Memudahkan indentifikasi entiti / obyek.

4.3. Bentuk Normal I (First Normal Form / 1-NF).

Suatu relasi memenuhi 1-NF jika dan hanya jika setiap atribut dari relasi
tersebut hanya memiliki nilai tunggal dalam satu baris atau record.

Tabel 4.1 : Bentuk tidak Unnormalized Form (Non 1-NF table) Tabel 4.2 : Bentuk 1-NF table


4.4. Bentuk Normal II (Second Normal Form / 2-NF).

Suatu relasi memenuhi 2-NF jika dan hanya jika :
a. Memenuhi 1-NF.
b. Setiap atribut yang bukan kunci utama tergantung secara fungsional
terhadap semua atribut kunci dan bukan hanya sebagian atribut.
Jika suatu relasi memenuhi 1-NF dan relasi tersebut memiliki tepat satu
atribut yang membentuk kunci utama, maka relasi tersebut memenuhi 2-NF.
Rasionalisasi 2-NF :
a. Memiliki semantik yang lebih eksplisit dari 1-NF.
b. Mencegah beberapa kondisi anomali dalam update data.

Tabel 4.3 : Bentuk 2-NF table (satisfying 1-NF).


Ketergantungan fungsional dilakukan untuk :
a. StudentID => Student, BirthDate (SC1).
b. CourseID => Course, Credit (SC2).
c. StudentID, CourseID => Grade (SC3, SC3A).
d. Grade => Weight (SC3B).

Tabel 4.4 : Tabel yang memenuhi 2-NF.


Tabel 4.5 : Tabel yang memenuhi 3-NF.


Akhirnya semua tabel SC1, SC2, SC3A, SC3B berada dalam kondisi 3-NF,
sehingga semua databases mengalami kondisi 3-NF.

4.5. Bentuk Normal III (Third Normal Form / 1-NF).

Suatu relasi memenuhi bentuk III (3-NF) jika dan hanya jika :
a. Relasi tersebut memenuhi 2-NF.
b. Setiap atribut bukan kunci tidak tergantung secara fungsional kepada
atribut bukan kunci yang lain dalam relasi tersebut.
Suatu relasi yang memenuhi 2-Nf dan hanya memiliki satu atribut bukan kunci
selalu memenuhi 3-NF.

4.6. Bentuk Normal Boyce-Codd (Boyce-Codd Normal Form / BCNF).

Suatu relasi memenuhi BCNF jika dan hanya jika setiap determinan yang ada
pada relasi tersebut adalah kunci kandidat (candidate keys).
Determinan adalah gugus atribut dimanaa satu atau lebih atribut lain
tergantung secara fungsional.

4.7. Model Hubungan atau Relasi Entiti (Entity Realtionship (E-R) Model).

Model relasi entiti didasarkan pada persepsi dunia nyata yang terdiri dari
himpunan obyek dasar yang disebut entiti dan relasi antar entiti.
Entiti adalah obyek yang dapat diidentifikasi secara unik.
Entiti dikarakterisasi dan dipresentasikan dengan suatu gugus atribut.
Contoh gugus atribut dari entiti PEKERJA adalah nama, tanggal lahir, NIP,
golongan/pangkat.
Sekelompok entiti yang memiliki karakterisasi entiti disebut gugus entiti
(entity set).
Setiap entiti dari gugus tersebut disebut anggota gugus (member of set).
Contoh gugus entiti adalah gugus entiti pegawai bank, gugus entiti nasabah
bank. Dari beberapa gugus tadi mungkin terjadi suatu relasi, misalnya relasi
antara gugus bank dengan gugus nasabah bank.
Berdasarkan jumlah gugus yang terlibat maka relasi antar entiti dibedakan
menjadi :
a. Relasi biner (binary), yaitu relasi antar 2 gugus entiti.
b. Relasi trio (ternary), yaitu relasi antar 3 gugus entiti.
c. Relasi N-ary, yaitu relasi antar n gugus entiti.

Khusus untuk relasi biner maka relasi antar anggota dari dua gugus yang
terlibat (kardinalitas relasi biner) dapat bersifat :
a. Relasi 1-1 (one-to-one relationship).
Adalah satu entiti anggota gugus diasosiasikan dengan tepat satu entiti
anggota gugus yang lain.


b. Relasi 1-banyak (one-to-many relationship).
Adalah satu entiti anggota gugus diasosiasikan dengan satu atau lebih
entiti anggota gugus yang lain. Sebaliknya satu entiti anggota gugus
yang lain tersebut diasosiasikan dengan tepat satu entiti anggota gugus
pasangannya.


c. Relasi banyak-1 (many-to-one relationship).
Adalah satu entiti anggota gugus diasosiasikan dengan satu atau lebih
entiti anggota gugus yang lain dan berlaku pula sebaliknya.



4.8. Menterjemahkan ERD ke Tabel



4.9. Tipe file.

Database dibentuk dari kumpulan file. File di dalam pemrosesan aplikasi
dapat dikategorikan ke dalam beberapa tipe, diantaranya yaitu sebagai
berikut :
1. File induk (master file).
Didalam aplikasi, file ini merupakan file yang penting. File ini tetap
terus ada selama hidup dari sistem informasi. File induk dapat dibedakan
lagi menjadi :
a. File induk acuan (reference master file), yaitu file induk yang
recordnya relatif statis, jarang berubah nilainya. Contoh dari file
ini adalah file daftar gaji, file daftar matakuliah.
b. File induk dinamik (dynamic master file), yaitu file induk yang nilai
dari record-recordnya sering berubah atau sering dimutakhirkan
(updated) sebagai akibat dari suatu transaksi. Contoh file ini adalah file induk persediaan, file induk langganan dan lain sebagainya.
2. File transaksi (transaction file).
File transaksi disebut juga dengan nama file input (input file).
File ini digunakan untuk merekam data hasil dari suatu transaksi yang
terjadi. Misalnya nilai unit suatu barang dapat diketahui dari file
induk persediaan. File induk ini hanya menunjukkan status unit akhir
dari barang yang dimaksud. Sedang uni akhir ini berasal dari transaksi-
transaksi yang pernah terjadi. Untuk melihat transaksi-transaksi yang
mempengaruhi nilai di file induk, maka dapat dilihat pada file
transaksinya. Contoh file transaksi yang lain adalah file transaksi
penjualan yang berisi data tentang transaksi penjualan yang terjadi.
Biasanya file transaksi memuat rekaman tanggal dari transaksinya yang
menunjukkan kapan transaksi tersebut terjadi.
3. File laporan (report file).
File ini disebut juga dengan file output (output file), yaitu file yang
berisi dengan informasi yang akan ditampilkan. File ini dibuat untuk
mempersiapkan pembuatan suatu laporan dan biasanya dilakukan bila
printer belum siap atau masih digunakan oleh proses yang lain.
4. File sejarah (history file).
File sejarah dibuat judan dengan file arsip (archival file), yaitu file
yang berisi dengan data masa lalu yang sudah tidak aktif lagi, tetapi
perlu disimpan untuk keperluan mendatang.
5. File pelindung (backup file).
File pelindung merupakan salinan dari file-file yang masih aktif di
database pada suatu saat tertentu. File ini digunakan sebagai cadangan
atau pelindung bila file database yang aktif rusak atau hilang.
6. File kerja (working file).
File kerja disebut juga dengan nama file sementara (temprorary file)
atau scratch file. File ini dibuat oleh suatu proses program secara
sementara karena memori komputer tidak mecukupi atau untuk menghemat
pemakaian memori selama proses dan akan dihapus bila proses telah
selesai.

4.10. Akses dan organisasi file.

Akses file (access file) adalah suatu metode yang menunjukkan bagaimana
suatu program komputer akan membaca record-record dari suatu file.
File dapat diakses dengan dua cara yaitu secara urut (sequential access)
atau secara langsung (direct access atau random access). Metode akses urut
(sequential access method) dilakukan dengan membaca atau menulis suatu
record di file dengan membaca terlebih dahulu mulai dari record pertama,
urut sampai dengan record yang diinginkan. Metode akses langsung (direct
access method) dilakukan dengan cara langung membaca record pada posisinya
di file tanpa membaca dari record pertama terlebih dahulu.
Organisasi file adalah pengaturan dari record secara logika didalam file
dihubungkan satu dengan yang lainnya. File dapat diorganisasikan secara
urut (sequential organization) atau secara acak (random organization).
Walaupun organisasi file dan pengaksesan file dapat dipandang secara
terpisah, tetapi biasanya pembahasan mengenai organisasi file menyangkut
keduanya, yaitu sebagai berikut :
a. File urut (sequential file) merupakan file dengan organisasi urut
(sequential organization) dengan pengaksesan secara urut (sequential
access).
b. File urut berindeks (indexed sequential file) atau sering disebut dengan
ISAM (indexed sequential access method) merupakan file dengan organisasi
urut (sequential organization) dengan pengaksesan secara langsung
(direct access).
c. File akses langsung (direct access file) atau disebut dengan file alamat
langsung (direct address file) merupakan file dengan organisasi acak
(random organization) dengan pengaksesan langsung (direct access).
Organisasi file seperti ini disebut dengan organisasi file tradisional atau
konvensional, karena telah ada sebelum struktur database dikembangkan.
Organisasi file database dapat berbentuk struktur data berjenjang
(hierarchical data structure), struktur data jaringa (network data structure)
dan struktur data hubungan (relational data structure). Struktur data
hubungan merupakan organisasi file database yang terbaru dan mudah dipahami.
Struktur data hubungan mempunyai karakteristik sebagai berikut :
a. File dalam bentuk tabel yang persis dengan file urut.
b. Hubungan antara record didasarkan pada nilai dari field kunci, bukan
berdasarkan alamat atau pointer.
Struktur data hubungan makin banyak digunakan pada paket-paket DBMS, seperti
misalnya Dbase, Foxbase, Sql dan sebagainya.

4.11. Langkah-langkah desain database.

Untuk tahap desain database yang perlu dilakukan adalah mengidentifikasi
terlebih dahulu file-file yang diperlukan dalam sistem informasi yang
dibangun. File-fila database yang dibutuhkan oleh sistem dapat dilihat pada
desain model yang digambarkan dalam bentuk diagram arus data (DFD).
Langkah-langkah desain database secara umum adalah sebagai berikut :
a. Menentukan kebutuhan file database untuk sistem yang baru.
File yang dibutuhkan dapat ditentukan dari DAD sistem baru yang telah
dibuat.
b. Menentukan parameter daru file database.
Setelah file-file yang dibutuhkan telah dapat ditentukan, maka parameter
dari file selanjutnya juga dapat ditentukan. Parameter tersebut, meliputi:
· Tipe dari file : file induk, file transaksi, file sementara (temporary).
· Media dari file : hardisk, disket, pita magnetik, CD.
· Organisasi dari file : fila sequential, random, berindek.
· Field kunci dari file.

Analis sistem dapat menggunakan formulir berikut untuk mengidentifikasi file
database yang akan didesain, sebagai berikut :

Tabel 4.6 : Tabel identifikasi kebutuhan file.


Tabel 4.7 : Tabel identifikasi atribut (field) dalam sebuah file.


Daftar Pustaka


1. Fathansyah, Ir, Basis Data, Penerbit Informatika, Bandung, 1995.
2. HM, Jogiyanto, Analysis and Disain Sistem Informasi (Pendekatan
terstruktur), Penerbit Andi Offset, Yogyakarta, 1995.
3. Martin, Merle P., Analysis and Design of Business Information
System, Macmillan Publishing Company, New York, 1991.
4. Pohan, Husni Iskandar, Pengantar Perancangan Sistem, Penerbit
Erlangga, Jakarta, 1997.

Ke Menu


Last update 24 Oktober 00