Wecome


Click here for Myspace Layouts
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

Jumat, 14 Januari 2011

contoh pidato ceramah

Nama : Arie wibowo
Nim : A1B07033
Bismilah hirohman nirohim
Assalammualaikum.Wr.wb
Disamping tapi teu diselempak …..Ka kuping tapi teu kompak
Assalammualaikum.Wr.wb
Maremeh ngan buahna kesemek….. Rame ngan jiga nu ambek
Alhamdulilah hilazi kodahroza na izal fiqri lil arbai hiza
Wasalam tu wasalam muala saidina Muhammad dil mustofa
Assahadu ala ila haillallah wamalikul huda waashadu ana wanabiyana muhammadan abduhu warosullah.
Dikesempatan yang baik ini bolehlah saya meyampaikan sebuah ceramah tentang Pemimpin dalam islam
Dalam Islam adanya seorang pemimpin atau pemerintah dalam negara adalah wajib hukumnya. Maknanya, setiap rakyat dalam satu negara, wajib memiliki pemimpin. Kalau tidak ada pemimpin, maka berdosalah setiap orang Islam dalam negara itu.
Pentingnya pemimpin adalah untuk mengajar, mendidik dan memimpin rakyat kepada jalan kebenaran, keadilan, keselamatan dan kebahagiaan hidup yang hakiki dunia dan Akhirat.Dengan kata lain, pemimpin bertanggung jawab untuk membuat rakyat dan aman, makmur dan mendapat keampunan ALLAH SWT. Untuk itu pemimpin bukanlah dari sembarang orang. Pemimpin Islam bukannya hasil dipilih, diperebutkan atau hasil menonjolkan diri. Pemimpin bukan juga dipilih karena tamatan dan gelar. Sebab memimpin bukan pekerjaan untuk mendapatkan rezeki dan tidak juga untuk mencari publisitas. Lebih-lebih lagi bukan ladang tempat mengeruk kekayaan.
Tugas pemimpin adalah tugas menyelamatkan umat di dunia dan Akhirat. Untuk itu dia hendaklah menjadi seorang yang betul-betul dapat melakukan kerja itu. Kebolehan atau karisma kepemimpinan m‱rni telah ALLAH bekalkan padanya. Ditambah dengan ilmu kepemimpinan yang ALLAH didik padanya, watak, latar belakang kehidupan, didikan awal yang diterima
Syarat syarat menjadi pemimpin:
1. Beragama Islam. Orang yang bukan Islam tidak boleh menjadi pemimpin kepada orang Islam.
2. Lelaki. Perempuan tidak boleh menjadi pemimpin. Cuma boleh menjadi wakil pemimpin.
3. Baligh. Anak-anak tidak boleh menjadi pemimpin.
4. Akil yakni berakal cerdik. Orang yang lemah akal atau gila tidak boleh menjadi pemimpin.
5. Merdeka. Hamba sahaya tidak layak menjadi pemimpin.
6. Sempurna anggota tubuhnya. Orang cacat tidak boleh menjadi pemimpin. Sebab cacat itu menghalanginya untuk aktif dalam tugasnya.

Sifat-sifat yang wajib bagi pemimpin:
1. Memiliki ilmu Islam dan buah fikiran
Sepatutnya ilmunya bertaraf mujtahid. Paling tidak ia mempunyai ilmu yang agak luas secara menyeluruh. Yakni pemikirannya dalam semua aspek ilmu didasarkan pada ilmu wahyu dan sabda Nabi. Karena sebagai pemimpin, ia mesti tahu untuk menjatuhkan hukum halal atau haram, wajib atau sunat, makruh atau mubah dan lain-lain. Karena dasar, teknik dan tujuan kerja ke atas sesuatu perkara termasuk hal-hal pemerintahan, proyek-proyek perindustrian, pendidikan, pertanian, kesehatan, ketentaraan dan lain-lain, yang tentunya hendak dibangunkan, mesti diberi jawaban dan jalan penyelesaian yang tepat dengan Al Quran dan Hadist. Demikian juga terhadap isu semasa apapun baik isu yang kecil atau besar, dalam negara atau di luar negara yang selalu terjadi, berubah dan berkembang di dunia, yang perlu ditentukan hukumnya.Pemimpin mesti dapat menentukan sikap yang benar menurut Islam, boleh atau tidak, halal atau haram, bahaya atau tidak dan kemungkinan lain. Hal ini sungguh penting, yang mana kalau pemimpin gagal menentukan sikap yang tepat untuk jangka pendek atau jangka panjang, banyak kemungkinan yang tidak baik akan terjadi pada negara dan masyarakat. Maka pemimpin sangat memerlukan ilmu Islam, buah fikiran, ide yang kreatif dan strategi dalam kepemimpinannya.
Rasulullah SAW ketika melepaskan Sayidina Muaz menjadi gubernur di Yaman, baginda bertanya,
"Dengan apa nanti engkau menghukum?"
"Dengan Kitabullah," jawab Muaz.
"Kalau tidak ada?"
"Dengan Sunnah RasulNya."
"Jika tidak ada dalam Sunnah?"
Muaz menjawab, "Aku akan berijtihad dengan fikiranku."
Rasulullah berkata, "Segala puji bagi Allah yang menyelaraskan kefahaman utusan Rasulullah dengan apa yang diredhai Rasulullah." (Riwayat Ahmad, Abu Daud dan At Tarmizi)
2. Mengerti memimpin rakyat
Pemimpin seolah-olah orang yang matanya terbuka, bertugas membawa orang-orang buta menuju tujuannya. Rakyat yang berjuta-juta dalam sebuah negara hendak dijaga, dilindungi, digerakkan fisik, mental dan spiritualnya agar berguna untuk diri, keluarga, masyarakat, agama dan negara. Mereka hendak diletakkan pada kedudukan dan peranan yang tepat supaya setiap orang dapat memberi sumbangan kepada agama, negara dan masyarakat.
Ilmunya itu bukan berada di dewan kuliah di universitas manapun. Sumber ilmu yang diperoleh oleh seorang pemimpin itu sebenarnya datang dari:
a. Al Quran dan Hadist.
b. Watak dan jiwa kepemimpinan yang terasuh sejak kecil
c. Latar belakang kehidupan dan pengalaman hidup di tengah-tengah masyarakat dan kehidupan pancaroba.
d. Pengalaman memimpin, cita-cita perjuangan dan hidupnya.
e. Bantuan ALLAH baik dari segi ilmu-ilmu yang diilhamkan atau setidak-tidaknya yang didorongkan.

3. Mendidik
Selain dari memiliki ide dan ilmu kepemimpinan yang tepat, pemimpin mesti mampu mendidik umat. Dia mampu menyampaikan ilmu pada rakyat baik ilmu Al Quran dan Hadist atau buah fikirannya. Pemimpin yang pandai tetapi rakyat tidak terdidik, tidak juga dapat menjayakan kepemimpinannya. Macam-macam keputusan dan aturannya tidak dapat dilaksanakan. Bila pembangunan insan tidak berjaya, pembangunan materiil juga tidak akan berjalan.
Apa yang perlu diingat oleh pemimpin ialah gagalnya kepemimpinan yang ada di dunia hari ini umumnya adalah karena adanya sifat jahat yang diperturutkan pada diri mereka. Terutama sifat-sifat ego, pemarah, bakhil, mementingkan diri, tidak ada belas kasihan, riya' dan sebagainya. Sifat-sifat ini kalau dikekalkan, orang cepat lari dari kita. Orang benci, kecil hati dan marah pada kita. Di depan kita mungkin mereka tunduk atau menunjukkan kepatuhan. Karena takutnya mereka pada kita (maklumlah kita memiliki kuasa, memiliki polisi dan tentara). Tetapi dalam hatinya dan di belakang kita mereka membicarakan keburukan kita. Segala kepandaian,kehebatan dan jasa kita tidak akan bernilai, kalau kita selalu menyakiti hati mereka. Kita akan tinggal sendirian dan dilupakan orang. Waktu masih hidup sudah terjadi, apalagi setelah mati. Bahkan mungkin hal itu akan menjadi modal musuh untuk menjatuhkan kita.
4. Bertaqwa
Pemimpin Islam mestilah seorang yang memiliki sifat-sifat takwa. Yakni orang yang sangat patuh dan taat pada ALLAH dan Rasul, lahir dan batin. Sangat takut dengan dosa dan sangat memperjuangkan hukum-hukum ALLAH dalam diri dan keluarga serta masyarakatnya. Orang seperti itulah, orang yang dekat dengan ALLAH. Dia redha dengan ALLAH, dan ALLAH pun redha padanya. Apa yang ia lakukan semuanya mendapat restu dari ALLAH.
Dalam Hadist Qudsi, ALLAH berfirman:
Takutilah olehmu firasat orang Mukmin karena ia memandang dengan cahaya ALLAH. (Riwayat At Tarmizi)
Orang-orang seperti itu kerjanya dibantu, dimudahkan dan diberkati oleh ALLAH. ALLAH menyatakan janjiNya ini dalam firmanNya:


Barang siapa yang bertakwa kepada ALLAH, ALLAH akan lepaskan ia dari masalah hidup dan memberi rezeki dari sumber yang tidak diduga. (Ath Thalaq: 2-3)

ALLAH menjadi pembela bagi orang-orang yang bertakwa. (Al Jasiyah: 19)

Jika penduduk satu kampung beriman dan bertakwa, Kami akan bukakan berkat dari langit dan bumi.(Al A'raf: 96)


Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada ALLAH dan ucapkanlah perkataan yang benar. Nanti ALLAH akan memperbaiki pekerjaanmu dan mengampuni dosamu. Dan siapa yang mematuhi ALLAH dan RasulNya, sesungguhuya dia akan memperoleh keberuntungan yang besar. (Al Ahzab: 70-71)
contoh bagaimana ALLAH menyelesaikan dan membantu kita terhadap musuh melalui takwa.
1. Sayidina Umar Al Khattab telah melepaskan tentaranya ke medan perang dengan berpesan,"Aku lebih takut dosa-dosamu daripada musuh-musuhmu. Karena kalau kamu berdosa, ALLAH akan biarkan kamu kepada musuh-musuhmu."
Dalam satu peperangan, tentara Islam tidak menang dan tidak kalah selama tiga bulan berperang. Bila Sayidina Umar tahu hal itu, ia pun pergi memeriksa tentaranya. Didapati mereka itu sudah tidak halus takwanya. Mereka lalai bersugi (membersihkan gigi) dan tidak meluruskan saf-saf shalat. Bila hal-hal tsb. diperbaiki, maka dengan mudah tentara Islam menang dalam perang tersebut.
Lihatlah, baru tidak bersugi dan tidak lurus saf shalat pun ALLAH hukum, apalagi kalau tidak shalat, buka aurat, riba, bergaul bebas, mengumpat, jatuh-menjatuhkan, tamak dan merebut kuasa?
2. Sebab itu Salahuddin Al Ayyubi tidak membenarkan tentaranya pergi ke medan perang jika mereka tidak bangun malam untuk shalat dan membaca Al Quran tetapi tidur sampai pagi. Walaupun hal-hal itu tidak wajib tetapi itulah lambang takwa. Siapa yang tidak melebihkan bakti pada ALLAH (overtime untuk ALLAH), ALLAH tidak memberi keistimewaan apa-apa padanya.
3. Muhammad Al Fateh, karena dia dan tentaranya orang bertakwa, maka sewaktu mau masuk ke pintu Kerajaan Rom, yang jalan airnya ditutup, kapal-kapalnya pun dapat belayar di atas daratan. Mungkin ALLAH belah bumi untuk pelayaran itu. Begitu besarnya bantuan ALLAH pada hamba-hambaNya yang bertakwa.
Itulah rahasia kejayaan pemimpin Islam. Yakni dalam menghadapi masalah yang tidak dapat diselesaikan oleh otak manusia, maka ALLAH sendiri menolong menyelesaikan di luar dugaan dan di luar akalnya. Serta diberikanNya jalan keluar yang mudah.Sebab ALLAH itu Maha Bijaksana lagi Maha Kuasa.
Sekian ceramah dari mohon maaf sebesar besarnya bila dalam penyampaiyan ceramah dari saya ada yang tidak berkenan saya mohon maaf karna kesempurnaan haya milik Allah dan kekurangan hanya milik manusia
Tumpak sado panjang kudana abruk abrukan lamun cerah tong panjang panjang benteng sing kuring tos buburukan
Buah manggu buah petey tamat euy
wasalmualaikum wr.wb

0 komentar:

Posting Komentar